Selasa, 11 Oktober 2011

Ilmu Sosial Dasar [II]

9, 10. Tiga macam piramida penduduk, dan penjelasannya
a. Piramida Penduduk Muda (Expansive) 
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.

b. Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.

c. Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.



11. Tentang Persebaran Penduduk

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.

Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
1. Faktor Fisiografis
2. Faktor Biologis
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi

SUMBER : http://kepadatan2000av.blogspot.com/


12. Pengertian Rasio Ketergantungan

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
  •     Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
  •     Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
    Kegunaan
    Rasio ketergantungan (
    dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratiomerupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
    SUMBER: http://missevi.wordpress.com/2010/08/14/rasio-ketergantungan-2/

    Perhatikan contoh berikut!

     
  • Jika diperhatikan struktur umur penduduk menurut kelompok usia muda (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun), dan usia lanjut (65 tahun ke atas), maka 70,21 persen penduduk Kota Bontang merupakan penduduk usia kerja, dan sisanya sebanyak 28,61 persen merupakan penduduk usia muda dan 1,18 persen merupakan penduduk usia lanjut. Dengan demikian rasio beban ketergantungan pada tahun 2010 sebesar 29,79 persen. Kondisi ini seharusnya dimanfaatkan Pemerintah Kota Bontang, karena ketika angka rasio beban ketergantungan rendah, maka penduduk produktif dapat berperan maksimal apabila tersedia lapangan kerja yang cukup dan didukung kualitas SDM yang handal. Ketika ini terjadi, maka dapat dipastikan bahwa investasi dan tabungan masyarakat meningkat, yang dapat dimanfaatkan untuk investasi ekonomi daerah ini.
    SUMBER:

    Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang (data SIAK diolah)


    http://disdukcapil.bontangkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=84:rasio-ketergantungan-dependency-rasio&catid=23:agregat&Itemid=163
     
 >> Komentar saya mengenai Persebaran Penduduk:

"Saya berharap agar Indonesia dapat menjalankan program distribusi / persebaran penduduk dengan merata kedepannya. Guna mendapatkan efektifitas dan efisiensitas dalam program penataan kota yang terstruktur, tidak semrawut seperti sekarang ini.
Bila  itu semua dapat terwujud, pastinya Indonesia akan lebih baik lagi dalam hal pembangunan kota".


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More