BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis perbankan syariah masih belum bisa berkembang pesat di Indonesia. Hal itu disebabkan karena masih ada persoalan yang menghambat bisnis perbankan syariah tersebut. Ada tiga masalah terbesar pada perbankan syariah yang akan dijelaskan dibawah ini, yakni:
Pertama, ketersediaan produk dan standarisasi produk perbankan syariah. Hal ini dikarenakan selama ini masih banyak bank syariah yang belum menjalankan bisnisnya sesuai prinsip syariah. Standardisasi ini diperlukan dengan alasan industri perbankan syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional. Apalagi, produk bank syariah tidak hanya diperuntukkan bagi nasabah muslim, melainkan juga nasabah nonmuslim.
Kedua, tingkat pemahaman (awareness) produk bank syariah. Hingga saat ini, sangat sedikit masyarakat yang tahu tentang produk-produk perbankan syariah dan istilah-istilah di perbankan syariah. Selain itu, masalah ketiga industri perbankan syariah adalah sumber daya manusia (SDM). Masalah yang terjadi adalah pihak perbankan kesulitan untuk mencari SDM perbankan syariah yang berkompeten dan mumpuni.
Sekadar catatan, Bank Indonesia memproyeksi industri perbankan syariah bisa memiliki pangsa pasar sebesar 15 persen pada 10 tahun mendatang (atau sekitar tahun 2022) apabila bisa mengalami pertumbuhan yang stabil seperti beberapa tahun terakhir.
BAB II
ISI
Beberapa masalah dan problematika yang dihadapi oleh industri perbankan syariah, hampir sama dengan masalah yang dihadapi oleh beberapa bank umum atau konvesional. Bedanya adalah dari penerapan aturan yang ada pada bank itu sendiri, bank syariah memakai aturan kesyariahan yang bersumber pada hukum-hukum islam, sedangkan bank umum atau konvesional menggunakan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh bank sentral.
Bank Islam bekerja dengan aturan yang sangat ketat dan memilih investasi yang halal dan sesuai syariah saja. Implikasinya adalah bank Islam harus melakukan supervisi dan terkadang mengelola secara langsung operasional suatu proyek yang didanainya. Ini dilakukan untuk mereduksi pengeluaran manajerial.
Akibatnya bank Islam harus memikul biaya tambahan yang tidak pernah terdapat pada pembukuan bank-bank berasas bunga. Bank Islam pun harus mampu meminimalisir potensi kerugian dari investasi mudarabahnya dan mengamankan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank-bank riba. Hal ini menyebabkan bank Islam terdorong untuk mencari proyek yang segera memberikan keuntungan.
Kemudian bank-bank Islam yang ada saat ini masih kesulitan untuk mengumpulkan dana zakat, infak, maupun shadaqah pada skala yang besar, padahal dana zakat ini merupakan potensi yang sangat luar biasa, dan bisa dijadikan sebagai salah satu sumber pendanaan pinjaman untuk tujuan konsumtif. Masalah yang kelima adalah masih minimnya sumberdaya manusia yang memahami secara komprehensif segala hal yang berkaitan dengan industri perbankan syariah.
Dalam kasus ini industri perbankan syariah pun juga banyak mengalami masalah dalam sistemnya, karena selama ini hanya bank umum atau konvesional saja yang mendapatan sorotan lebih dari para pakar ekonomi tentang masalah dan problematika yang sedang dihadapi.
Quick Ratio = Aktiva lancar – Persediaan /Hutang Lancar
Kemudian bank-bank Islam yang ada saat ini masih kesulitan untuk mengumpulkan dana zakat, infak, maupun shadaqah pada skala yang besar, padahal dana zakat ini merupakan potensi yang sangat luar biasa, dan bisa dijadikan sebagai salah satu sumber pendanaan pinjaman untuk tujuan konsumtif. Masalah yang kelima adalah masih minimnya sumberdaya manusia yang memahami secara komprehensif segala hal yang berkaitan dengan industri perbankan syariah.
Dalam kasus ini industri perbankan syariah pun juga banyak mengalami masalah dalam sistemnya, karena selama ini hanya bank umum atau konvesional saja yang mendapatan sorotan lebih dari para pakar ekonomi tentang masalah dan problematika yang sedang dihadapi.
BAB III
METODOLOGI
Dari beberapa masalah dan fenomena yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya ada beberapa metodologi atau alat analisis yang akan dipaparkan secara rinci untuk problematika diatas, yaitu:
Analisis Aspek Permohonan
Aspek permohonan menganalisa
siapa yang berhak mengajukan pinjaman dari pihak perusahaan selain itu pihak
bank juga melihat apakah yang meminjam itu adalah manajer atau komisaris atau hanya
karyawan biasa.
Analisis Aspek Yuridis
Aspek yuridis mempunyai kedudukan
yang strategis dan merupakan aspek yang terpenting diantara yang lainnya,
karena walaupun semua aspek yang ada cukup fleksibel, namun jika secara yuridis
tidak sah maka ikatan perjanjian dapat gugur. Aspek yuridis dapat
menentukan:
· - Apakah calon mitra usaha (debitur) mempunyai
kecakapan untuk mengadakan perjanjian dengan pihak bank.
· - Apakah status badan usahanya tersebut sesuai
dengan ketentan hukum yang berlaku di wilayah tempat perusahaan itu
berdiri.
Aspek Manajemen
Hampir setiap kegiatan berjalan
jika ada pengelola proyek (manajemen) dengan kualitas yang memadai. Kualitas
dalam hal ini tidak hanya kemampuan dalam mengelola saja, keahlian maupun
pendidikan. Tetapi lebih ditekankan kepada watak (karakter) dari manajer
tersebut.
Analisis Aspek Pemasaran
Kemampuan untuk memproduksi
sesuatu kemungkinan tidak akan berguna jika perusahaan tersebut tidak mempunyai
kemampuan dalam memasarkan produk tersebut. Jika produk tersebut tidak dapat
dipasarkan, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut mengalami kerugian dalam
usahanya.
Analisis Aspek
Jaminan
Digunakan untuk mengantisipasi
resiko yang akan ditanggung oleh pihak bank, jika debitur tidak dapat
mengembalikan jumlah modal serta bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya.
Jaminan tersebut dapat berupa kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu
berupa tanah, gedung, atau aktiva tetap lainnya.
Analisis Aspek Keuangan
Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas
mempertimbangkan kemampuan usaha untuk memenuhi kewajibannya.
a.
Current Ratio (Ratio Lancar)
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban financial/utang jangka pendek dengan aktiva lancar.
Current Ratio = Hutang Lancar / Aktiva
Lancar
b.
Quick Ratio
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
jangka pendeknya tanpa memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan
waktu yang lama untuk direalisir.
Quick Ratio = Aktiva lancar – Persediaan /Hutang Lancar
2. Rasio
Aktivitas
Bagaimana
efisiensi dari manajemen perusahaan dalam mengelola berbagai macam harta
operasional perusahaan dapat diukur dengan rasio aktivitas.
a.
Average Collection
Menyajikan jumlah hari rata-rata yang diperlukan
perusahaan untuk menagih piutang dagang dari pelanggan. Apabila jumlah masa
tagihan melebihi jangka waktu kredit penjualan yang telah ditetapkan
perusahaan, ada indikasi bahwa manajemen perusahaan kurang mahir dalam
mengelola dana moda kerja perusahaan, termasuk mendapatkan pelanggan yang lebih
dapat diandalkan ketepatan waktu pembayarannya.
ACP = Jumlah Saldo Piutang /Hasil Penjualan Bersih x 360 hari
ACP = Jumlah Saldo Piutang /Hasil Penjualan Bersih x 360 hari
b.
Inventory turn over
Menggambarkan kemahiran manajemen perusahaan dalam
mengawasi persediaan bahan, bahan setengah jadi dan barang jadi yang diperlukan
untuk kelancaran usaha. Bila inventory turn over bahan baku melebihi jangka
waktu yang dibutuhkan untuk memesan bahan tersebut sampai tiba di gudang.
ITO = Saldo Persediaan Rata-rata /Harga Pokok
Penjualan = x 360 hari
3. Rasio
Profitabilitas
Rasio ini digunakan
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam suatu periode
tertentu. Analisis Rasio Profitabilitas memiliki beberapa metode yaitu:
a.
Profit Margin Sales
Menunjukkan hubungan antara laba bersih dan penjualan
bersih, dengan rumus:
Profit Margin = EAT /Penjualan Bersih
b.
Return on Equity Capital
Adalah perbandingan antara pendapatan bersih dengan
modal saham, rasio ini mempunyai arti yang sangat penting untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba
bersih.
ROE = Laba Bersih /Modal Ekuitas
c.
Return on Investment
Adalah kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktiva dan digunakan untuk operasi perusahaan dan menghasilkan
keuntungan.
ROI = EAT /Total Aktiva
d.
Rentabilitas Ekonomi
Adalah tingkat keuntungan dari investasi total modal dalam
menghasilkan laba besih.
Rentabilitas Ekonomi = EAT /Total Modal
Rentabilitas Ekonomi = EAT /Total Modal
Alat analisa: Analisa kurensi pada perbankan syariah
KESIMPULAN
0 komentar:
Posting Komentar